Dampak dari virus COVID 19 sangat parah dalam menyerang lansia, terutama bagi lansia yang menderita penyakit diabetes, penyakit jantung, dan paru-paru. Selain lansia, pasien berusia 20 sampai 30 tahun juga terjangkit virus yang mematikan ini. Para ilmuwan dan peneliti menduga bahwa penyebab kematian COVID 19 disebabkan karena adanya badai sitokin.
Badai sitokin ini merupakan penyakit atau komplikasi yang rentan dialami oleh pengidap COVID 19. Badai sitokin merupakan protein aktif yang sedang berperan dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Akan tetapi, jika seseorang dalam kondisi normal, protein tersebut akan membantu proses imun yang dapat melawan virus penyebab infeksi tersebut.
Sebelum mengetahui penyebab badai sitokin dan cara penanganannya, alangkah lebih baik Anda perlu mengetahui apa itu badai sitokin. Yuk, simak ulasan lengkapnya dibawah ini!
Table of Contents
ToggleApa Itu Badai Sitokin?
Pasti Anda sudah pernah mendengar apa itu badai sitokin. Badai sitokin merupakan salah satu penyakit atau komplikasi yang menyerang pasien COVID 19. Badai sitokin ini terjadi apabila sistem kekebalan tubuh manusia bekerja terlalu aktif. Sehingga, hal ini dapat beresiko merusak jaringan tubuh manusia.
Sitokin ini merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia. Seharusnya badai sitokin ini berfungsi sebagai pelindung tubuh dari infeksi atau virus. Akan tetapi, pada kondisi yang salah, sitokin ini dapat membahayakan jiwa pasien yang mengidap COVID 19. Jika Anda mengalami kondisi tersebut, Anda perlu mewaspadai dan perlu ditangani secara intensif dan khusus.
Penyebab Badai Sitokin
Badai sitokin ini akan terjadi jika tubuh manusia melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dalam jangka waktu yang sangat panjang dan cepat. Keadaan ini akan mengakibatkan sel imun tubuh akan menyerang jaringan tubuh dan sel tubuh yang sehat. Sehingga akan menyebabkan peradangan.
Peradangan tersebut dapat membuat organ-organ tubuh menjadi rusak dan tidak berfungsi dengan normal. Hal tersebut yang membuat badai sitokin perlu diwaspadai dan perlu penanganan secara khusus. Jika tidak segera ditangani secara intensif, maka akan menyebabkan kematian.
Badai sitokin ini akan menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah pada penderita COVID 19. Kantung udara kecil yang terdapat dalam paru-paru akan dipenuhi banyak cairan. Sehingga, hal tersebut tidak memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen sama sekali. Itulah sebabnya penderita COVID 19 sering mengalami sesak nafas yang cukup sakit.
Gejala Badai Sitokin pada Penderita COVID 19
Sebagian besar penderita COVID 19 akan mengalami demam dan sesak nafas. Sehingga, ketika bernafas harus membutuhkan alat atau ventilator. Kondisi tersebut akan muncul 6 sampai 7 hari setelah gejala COVID 19 muncul. Berikut ini beberapa gejala badai sitokin yaitu sebagai berikut :
- Kedinginan dan demam
- Kelelahan dan merasa letih
- Terjadinya pembengkakan pada tungkai
- Rasa mual dan muntah
- Nyeri pada otot dan sendi
- Sakit kepala
- Munculnya ruam pada kulit
- Batuk
- Sesak nafas
- Kejang-kejang
- Bingung dan sering halusinasi
- Tekanan darah sangat tinggi
- Terjadinya penggumpalan darah
Apabila penderita COVID 19 merasakan gejala tersebut, sebaiknya langsung periksakan ke dokter agar mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
Cara Menangani Badai Sitokin
Penderita COVID 19 yang mengalami badai sitokin membutuhkan perawatan secara khusu di ICU. Berikut ini beberapa penanganan yang dapat dilakukan oleh dokter yaitu sebagai berikut :
- Pemantauan tanda-tanda vital. misalnya pada tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu tubuh penderita
- Pemasangan alat ventilator yang dapat membantu pernapasan
- Pemberian cairan dan obat melalui infus
- Pemantauan kadar elektrolit
- Melakukan cuci darah
- Memberi obat anakinra untuk menghambat aktivitas sitokin pada tubuh penderita.
Selain beberapa penanganan tersebut, dokter masih perlu melakukan penelitian secara khusus dan lebih lanjut terhadap penderita COVID 19 yang mengalami badai sitokin.
Bagi penderita COVID 19, badai sitokin akan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seseorang yang dapat mengancam jiwa dan terjadinya kematian. Agar terhindar dari kondisi tersebut, penderita COVID 19 disarankan untuk dirumah saja dan mematuhi protokol kesehatan.
Itulah tadi pembahasan mengenai badai sitokin, penyebab, gejala, dan cara penanganannya. Jika Anda mengalami komplikasi ini, segera periksakan ke dokter agar mendapatkan penangan secara khusu dan lebih intensif. Selain itu, selalu patuhi protokol kesehatan dengan cara memakai masker dan rajin mencuci tangan.