Plasma nutfah (sumber daya genetik – SDG) merupakan bahan genetik yang memiliki nilai guna, baik secara nyata maupun yang masih berupa potensi. Wilayah Indonesia yang membentang luas dengan kondisi geografi dan ekologi yang bervariasi telah menciptakan keanekaragaman SDG yang sangat tinggi. Tingginya tingkat keanekaragaman SDG tersebut telah memberikan peluang untuk mendapatkan manfaat yang tinggi pula. Dengan tingginya keanekaragaman SDG, maka terbuka peluang yang besar pula bagi upaya mencari dan memanfaatkan sumber-sumber gen penting yang ada untuk program pemuliaan. Oleh karena itu, tingginya keanekaragaman SDG memiliki aspek yang sangat penting untuk dipertahankan.
Suatu kenyataan yang selama ini terjadi, kegiatan penduduk yang terus meningkat di berbagai aspek kehidupan telah menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian SDG melalui hilangnya habitat, eksploitasi secara berlebihan tanpa diikuti dengan upaya reklamasi, pengaruh polusi, kebakaran, bencana alam, dan sebagainya. Semakin intensifnya penggunaan varietas-varietas unggul baru tanaman pertanian tanpa diimbangi dengan upaya mempertahankan penggunaan varietas-varietas lokal (land race) juga telah menambah percepatan terjadinya erosi genetik. Keadaan tersebut makin bertambah parah dengan masih tingginya kegiatan pengambilan serta pertukaran materi SDG secara ilegal.
Bank gen Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) di BB Biogen memiliki koleksi SDG tanaman pangan yang meliputi 29 spesies dalam kelompok komoditas serealia, kacang-kacangan dan ubi-ubian. Sampai dengan tahun 2016, total koleksi SDG tanaman pangan yang tersimpan di bank gen BB Biogen adalah sebanyak 11.044 aksesi yang meliputi: padi (Oryza sativa) 4.116 aksesi, padi liar (Oryza spp.) 94 aksesi, jagung (Zea mays) 1.052 aksesi, sorgum (Sorghum bicolor) 255 aksesi, gandum (Triticum aestivum) 83 aksesi, jali (Coix lacryma-jobi) 12 aksesi, jewawut (Setaria itallica) 9 aksesi, wijen (Sesamum indicum) 6 aksesi, kedelai (Glycine max) 888 aksesi, kacang tanah (Arachis hypogea) 821 aksesi, kacang hijau (Vigna radiata) 915 aksesi, kacang tunggak (Vigna sinensis) 130 aksesi, kacang nasi (Vigna umbellata) 46 aksesi, kacang Bogor (Vigna subterranea) 70 aksesi, kacang gude (Cajanus cajan) 13 aksesi, komak (Lablab purpureus) 11 aksesi, kacang koro benguk (Mucuna pruriens) 9 aksesi, kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) 7 aksesi, kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) 88 aksesi, ubikayu (Mannihot esculenta) 555 aksesi, ubijalar (Ipomoea batatas) 1.364 aksesi, talas (Colocasia esculenta) 245 aksesi, belitung (Xanthossoma sp.) 126, patat (Marantha arundinaceae) 34 aksesi, ganyong (Canna edulis) 63 aksesi, gembili (Dioscorea esculenta) 17 aksesi, gadung (Dioscorea hispida) 14 aksesi, ubi kelapa (Dioscorea alata) 20 aksesi, dan suweg (Amorpophallus campanulatus) 2 aksesi.
Bank Gen Balitbangtan juga memberikan layanan permintaan materi plasma nutfah pertanian sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. Pihak yang membutuhkan layanan ini secara formal dapat mengirimkan surat permohonan kepada kepala unit yang bersangkutan dengan menyebutkan macam komoditas, nama varietas (aksesi), banyaknya serta tujuan penggunaan materi tersebut. Bank Gen yang bersangkutan akan melakukan konfirmasi mengenai keberadaan materi yang dibutuhkan tersebut dan selanjutnya akan melakukan respon balik melalui kepala unit. Bank Gen Balitbangtan memberikan layanan permintaan materi plasma nutfah pertanian sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. Pihak yang membutuhkan layanan ini secara formal dapat mengirimkan surat permohonan kepada kepala BB Biogen dengan menyebutkan macam komoditas, nama varietas (aksesi), banyaknya serta tujuan penggunaan materi tersebut. Pihak Bank Gen akan melakukan konfirmasi mengenai keberadaan materi yang dibutuhkan tersebut dan selanjutnya akan melakukan respon balik melalui kepala unit.