Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 Kuningan, Jakarta 12950

Ketahui Gejala GERD & Cara Mengatasinya!

Ketahui-Gejala-GERD-Cara-Mengatasinya

Ketahui Gejala GERD & Cara Mengatasinya!

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan berbagai gejala yang tidak nyaman. Banyak orang sering mengabaikan gejala GERD karena menganggapnya sebagai masalah pencernaan biasa. Padahal, jika tidak ditangani dengan baik, GERD dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti peradangan pada kerongkongan, luka di dinding esofagus, hingga risiko kanker esofagus.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai gejala GERD, penyebabnya, serta cara mengatasinya baik dengan perubahan gaya hidup maupun pengobatan medis. Dengan memahami lebih dalam tentang GERD, Anda bisa mengambil langkah yang tepat untuk mencegah dan mengobatinya sebelum menjadi masalah yang lebih serius.

Apa itu GERD?

Apa itu GERD?

GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah penyakit pencernaan kronis yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan akibat melemahnya sfingter esofagus bawah (LES). Normalnya, LES berfungsi sebagai penghalang agar asam lambung tidak naik, tetapi pada penderita GERD, otot ini tidak bekerja dengan baik sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan pada esofagus. Kondisi ini berbeda dari refluks asam biasa karena terjadi lebih sering, berlangsung lama, dan dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan benar.

Paparan asam lambung yang terus-menerus pada esofagus bisa menyebabkan esofagitis, yaitu peradangan yang dapat menimbulkan luka atau jaringan parut, sehingga membuat proses menelan menjadi sulit. Selain itu, GERD yang tidak terkontrol juga dapat berkembang menjadi Barrett’s esophagus, yaitu perubahan sel esofagus yang meningkatkan risiko kanker. Faktor seperti pola makan buruk, obesitas, kebiasaan merokok, serta stres dapat memperparah kondisi ini, sehingga perubahan gaya hidup menjadi langkah utama dalam mengatasi GERD.

Meskipun GERD bisa menyebabkan komplikasi serius, kondisi ini dapat dikendalikan dengan pola makan yang lebih sehat, menjaga berat badan ideal, serta menghindari makanan pemicu dan kebiasaan buruk seperti merokok atau konsumsi alkohol. Jika gejala GERD terjadi terus-menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sebelum menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Gejala GERD yang Perlu Diwaspadai

Gejala GERD yang Perlu Diwaspadai

GERD memiliki berbagai gejala yang bisa berbeda-beda pada setiap individu. Namun, beberapa gejala umum yang sering muncul meliputi.

1. Heartburn (Rasa Panas di Dada)

Ini adalah gejala paling umum dari GERD. Rasa terbakar atau panas biasanya terjadi di dada bagian tengah hingga atas dan bisa bertambah parah setelah makan atau saat berbaring. Sensasi ini sering kali disertai rasa nyeri yang menjalar ke leher atau punggung, terutama saat tubuh dalam posisi berbaring atau membungkuk.

2. Regurgitasi

Regurgitasi adalah sensasi asam atau pahit di mulut akibat asam lambung naik ke kerongkongan. Terkadang, makanan yang sudah dicerna sebagian bisa ikut naik kembali, terutama setelah makan besar atau mengonsumsi makanan yang memicu GERD. Jika terjadi terlalu sering, regurgitasi dapat mengganggu kenyamanan dan meningkatkan risiko iritasi pada kerongkongan.

3. Kesulitan Menelan (Disfagia)

GERD kronis dapat menyebabkan penyempitan kerongkongan akibat peradangan, sehingga makanan sulit melewati saluran esofagus. Sensasi tersedak atau rasa makanan tersangkut di tenggorokan sering dirasakan oleh penderita disfagia. Dalam beberapa kasus, penderita bahkan merasa nyeri saat menelan makanan atau minuman.

4. Batuk Kronis dan Suara Serak

Asam lambung yang naik bisa mengiritasi pita suara dan menyebabkan suara serak atau batuk yang tidak kunjung sembuh. Batuk ini sering terjadi di malam hari atau setelah makan, karena asam lambung dapat mencapai saluran pernapasan dan memicu iritasi. Beberapa penderita bahkan mengalami rasa gatal di tenggorokan atau sering merasa ingin berdeham.

5. Mual dan Muntah

Beberapa penderita GERD mengalami mual dan bahkan muntah akibat asam lambung yang naik secara berulang. Kondisi ini biasanya terjadi setelah makan dalam porsi besar atau mengonsumsi makanan yang sulit dicerna. Jika dibiarkan, mual dan muntah yang berulang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan gangguan pada sistem pencernaan lainnya.

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas secara terus-menerus, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sebelum kondisi semakin parah.

Cara Mengatasi GERD

Ada berbagai cara untuk mengatasi GERD, mulai dari perubahan gaya hidup hingga pengobatan medis. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan.

1. Perubahan Gaya Hidup

Mengatasi GERD dimulai dengan perubahan gaya hidup yang sehat. Kebiasaan seperti makan dalam porsi kecil tetapi sering, menghindari makanan pemicu seperti makanan berlemak, pedas, asam, kafein, cokelat, serta minuman berkarbonasi dan beralkohol, sangat penting untuk mengurangi gejala. Selain itu, sebaiknya hindari tidur segera setelah makan, dan beri jeda minimal 2-3 jam agar asam lambung tidak naik. Meninggikan posisi kepala saat tidur juga bisa membantu mencegah asam lambung naik ke esofagus.

Selain perubahan pola makan, berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol juga sangat dianjurkan karena keduanya dapat memperburuk GERD dengan melemahkan sfingter esofagus bawah. Menjaga berat badan ideal dan mengelola stres dengan baik, misalnya melalui yoga atau meditasi, juga berperan penting dalam mengurangi gejala GERD.

2. Pengobatan Medis

Jika perubahan gaya hidup belum cukup untuk mengatasi GERD, dokter biasanya akan merekomendasikan pengobatan medis. Salah satunya adalah penggunaan antasida, yang bekerja dengan menetralkan asam lambung secara langsung, meskipun efeknya hanya bersifat sementara. H2 Blocker seperti ranitidin dan famotidin juga bisa digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung. 

Selain itu, Proton Pump Inhibitors (PPI) seperti omeprazole, lansoprazole, dan pantoprazole lebih efektif dalam menekan produksi asam lambung dan memberikan perlindungan lebih lama bagi esofagus. Jika diperlukan, dokter bisa meresepkan obat prokinetik yang membantu mempercepat pengosongan lambung sehingga asam tidak naik ke esofagus.

3. Tindakan Medis Lebih Lanjut

Jika GERD sudah parah dan tidak membaik dengan pengobatan, dokter dapat menyarankan tindakan medis lebih lanjut. Salah satunya adalah operasi fundoplikasi, yang bertujuan untuk memperkuat sfingter esofagus bawah agar mencegah asam lambung naik ke esofagus. Prosedur ini dilakukan dengan membungkus bagian atas lambung di sekitar bagian bawah esofagus. 

Selain itu, endoskopi juga bisa digunakan untuk memeriksa kondisi esofagus dan mendeteksi komplikasi seperti esofagitis atau Barrett’s esophagus, yang bisa menambah kesulitan dalam pengelolaan GERD.

Penting untuk diingat bahwa GERD bukanlah kondisi yang bisa dianggap remeh. Meski gejalanya sering dianggap biasa, jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, GERD dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Dengan memahami gejala, penyebab, dan cara mengatasinya, Anda dapat mengambil langkah preventif yang efektif. Jika gejala GERD terus berlanjut atau semakin parah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah masalah kesehatan yang lebih serius.