Dalam medis, penyakit jantung koroner merupakan kondisi dimana pembuluh darah penyuplai utama darah ke jantung (pembuluh koroner) terjadi kerusakan. Penyebab yang diduga yakni adanya penumpukan kolesterol pada pembuluh darah.
Terjadinya penyakit jantung, jika pada koroner arteri terjadi penyumbatan dengan bertahap pada bagian dinding (dalam) arteri, dan hasilnya arteri akan jadi sempit. Proses ini biasanya disebut aterosklerosis, dimana pada usia belia bisa saja terjadi, dan dengan berjalannya usia seseorang hal tersebut akan jadi lebih hebat lagi di pertengahan usia mereka.
Suplai darah yang menuju arah otot jantung kian berkurang, seiring dari arteri yang makin menyempit. Gejala nyeri pada dada (angina) dapat dirasakan pada kondisi tersebut. Dan pada akhir serangan jantung akan terjadi, jika arteri sudah terblokir dan tidak bisa menyuplai kebutuhan darah jantung.
Penyebab
Terjadinya penimbunan pada plak di area dinding arteri, jadi penyebab terblokir dan menyempitnya arteri koroner. Plak ini merupakan hasil dari zat terapung pada arus dari pembuluh darah, misalnya sel yang meradang, kalsium, protein serta disebabkan juga akibat kolesterol berlebih.
Lambat laun, plak ini akan terjadi perkembangan tapi dengan ukurannya yang beragam. Semisal kejadian robek atau retak terjadi pada plak bagian terluar, platelet akan datang di area ini yang pada akhirnya penggumpalan darah terjadi pada sekeliling plak.
Akhirnya arteri makin lama kian sempit sampai membuat darah kekurangan ruang yang digunakan untuk mengalir. Aterosklerosis merupakan sebutan dari proses dimana plak terjadi penimbunan, atau juga pengerasan arteri.
7 Hal yang Harus Diketahui Terkait Faktor Penyakit Jantung Koroner.
1. Jenis kelamin
Dibanding pria, risiko pada wanita lebih rendah. Tentu ada sebabnya, yakni terkait pada hormon bernama estrogen, serta bersifat melindungi dari aterosklerosis. Dan disaat menopause, jumlah estrogen kian menurun hingga risiko yang ada jadi naik.
2. Usia
PJK (Penyakit Jantung Koroner) punya faktor yang pengaruhnya terbilang tinggi, yakni usia. Pengaruh ini berakibat pada arteri orang tersebut. Pipa ledeng ini dapat Anda ibaratkan jadi arteri koroner, yang makin lama (tua) risiko adanya kerak pada dinding pipa membuat air yang mengalir di dalamnya terganggu..
3. Riwayat pada Keturunan
Risiko jantung koroner akan terjadi peningkatan jika penyakit jantung, hiperlipidemia ada dalam riwayat keluarga. Utamanya pada keluarga dengan usia dibawah 55 tahun sudah terkena jantung koroner (terkena pada usia dini).
4. Ras
Ras dengan warna kulit hitam punya risiko sedikit lebih sedikit dibanding ras dengan warna kulitnya putih.
5. Diabetes
Disaat kadar (kandungan) glukosa yang berada dalam darah naik, jika ini terus saja terjadi di kurun waktu lama, glukosa akan jadi racun pada tubuh Anda, serta sistem kardiovaskuler juga termasuk.
Penderita diabetes punya masalah di jantungnya pada usia mereka yang terbilang muda. Kadar glukosa pada diabetes yang tidak terjaga akan ikut mendorong naiknya kolesterol.
Degeneratif vaskuler serta metabolisme tidak normal pada lemak, punya pengaruh tinggi dalam terjadinya pertumbuhan dari atheroma yang pada akhir menjadikan arteri jadi sempit.
6. Hiperlipidemia
Merupakan penyakit yang membuat kadar dari lemak (trigliserida, kolesterol) yang terdapat dalam darah jadi meningkat yang punya peran manifestasi dari kelainan pada metabolisme lemak. Lemak itu sendiri merupakan zat yang kandungannya kaya akan energi, serta metabolisme yang menjadikan lemak sumber utama.
7. Obesitas dan Merokok
Obesitas yang dimiliki seseorang dapat merusak beberapa sistem yang dimiliki oleh tubuhnya. Bagi jantung penderita obesitas, pekerjaan jantung akan lebih berat daripada jantung milik orang biasa. Tekanan juga volume dari penderita juga akan terjadi peningkatan. Penurunan dari berat badan dengan signifikan juga akan punya pengaruh besar pada kolesterol dalam tubuh, yang ikut dalam kontribusi penimbunan lemak pada pengidap jantung koroner.
Lain lagi pada perokok. Dibanding penderita jantung koroner yang tak menghisap rokok, para perokok justru 2-3 lipat berujung meninggal. Sebab, merokok itu dapat memunculkan radikal bebas, dan nantinya berimbas pada pembuluh darah cepat rusak.
Hipoksia pada jaringan arteri juga mungkin terjadi karena karbon monoksida. Mobilisasi katekolamin juga bertambah karena nikotin, dan akhirnya reaksi dari trombosit bertambah, mengakibatkan dinding arteri cepat rusak. Glikoprotein yang ada pada tembakau juga mungkin saja dapat memicu reaksi dinding arteri jadi hipersensitif.
Sekian 7 hal yang harus diketahui terkait faktor penyakit jantung koroner. Semoga ini dapat membantu Anda dalam terus menjaga kesehatan pada jasmani, juga sebagai pengetahuan yang perlu diketahui terkait penyakit jantung koroner.